Hari minggu tanggal 3 Mei 2015 refreshing ke The Bagong's Museum Batu.....sambil belajar.........
FORUM SEJARAH/IPS TERPADU
Griya Intan Permai Jalan Merpati Blok FF RT 1 RW 3 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Prov. Jawa Timur
Rabu, 27 Mei 2015
Selasa, 12 Agustus 2014
WISUDA SMAN SRAGEN BILINGUAL BOARDING SCHOOL 2014
ALHAMDULILLAHIRROBBIL ALAMIIN....Akhirnya ananda tercinta "TSESAR RIZQI PRADANA" telah berhasil menyelesaikan pendidikan di SMAN Sragen Billingual Boarding School / Sragen International School / Pasiad international School....dan telah diterima di Universitas Indonesia Jurusan ilmu Komputer melalui jalur undangan / SNMPTN. Inilah gambar gambar pada saat wisuda di Hotel Novotel Solo Jawa Tengah....
Berpose setelah wisuda |
Berpose bersama adik " BINTANG " |
Berpose bersama ayah |
Acara prosesi wisuda |
Prosesi Wisuda |
Prosesi oleh Kepala SMAN SBBS |
Ucapan selamat dari Grand Manager SBBS "Mr Hosein Khan" |
Berpose dengan Mama |
Sabtu, 19 Oktober 2013
KESALAHAN YANG JARANG KITA SADARI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH
Tulisan ini saya buat untuk memberikan gambaran kepada bapak/ibu guru yang mengajarkan materi pelajaran IPS baik SD, SMP maupun SMA. Bukan bermaksud menggurui, tetapi hanya memberikan gambaran supaya pembelajaran IPS yang didalamnya ada materi Sejarah tidak terlanjur salah kaprah. Dalam pelajaran IPS kita sekarang yang diajarkan secara terpadu oleh satu orang guru ( tidak seperti kurikulum 1998 ) yang nota bene tidak semua guru IPS di sekolah punya latar belakang Pendidikan Sejarah, Beberapa kesalahkaprahan yang tidak kita sadari itu beberapa diantaranya :
A. Cara Menyebutkan Wilayah NKRI.
Pada saat membahas materi "Proklamasi Kemerdekaan dan Terbentuknya NKRI" didalamnya selalu ada materi tentang persyaratan terbentuknya sebuah negara, yaitu :
Jawaban salah yang selama ini selalu kita anggap benar. Padahal bukan itu jawabannya. Kalau benar wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, mengapa Sabah, Serawak, Brunei, Timor Leste bukan RI? padahal wilayah wilayah tersebut terletak diantara Sabang sampai Merauke.
Yang benar dalam pembelajaran sejarah kalau kita menyebutkan wilayah RI adalah Bekas Hindia Belanda bukan dari Sabang sampai Merauke. Jawaban tersebut sudah menjawab secara jelas wilayah RI. Sabah, Serawak, dan Brunei (yang wilayahnya berada di Pulau Kalimantan) bukan RI karena jajahan Inggris, Timor Leste bukan RI karena jajahan Portugis. Jawaban tersebut juga memperjelas mengapa Papua ( dulu Irian Jaya) dan NAD sah merupakan wilayah RI, karena kedua wilayah itu adalah bekas Hindia Belanda.
Itulah penyebab mengapa Yogyakarta Hadiningrat pada awal kemerdekaan tanggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI tidak dimasukkan dalam salah salah satu wilayah Propinsi RI, karena Yogyakarta tidak pernah dijajah oleh Belanda. Yogyakarta bergabung dengan RI secara sukarela dengan kebesaran hati Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan rakyat Yogyakarta sebagai wilayah RI dengan status Daerah Istimewa tanggal 5 September 1945.
B. Tanam Paksa
Materi berikutnya adalah materi Tanam Paksa yang diajarkan pada mata pelajaran IPS SMP kelas 8 semester 1. Banyak bapak ibu guru yang menerangkan bahwa "Cultuur Stelsel" yang diusulkan oleh Van Den Bosch itu artinya tanam paksa, padahal penjelasan tersebut salah. "Cultuur" dalam bahasa bahasa Belanda apabila diartikan adalah ' Cara/Budaya", sedangkan "Stelsel" berarti menanam. Sehingga apabila diartikan secara utuh Cultuur Stelsel berarti Cara/Budaya Menanam, bukan Tanam Paksa.
Mengapa akhirnya disebut Tanam Paksa? Sebutan tanam paksa tersebut disebabkan dalam pelaksanaan Cultuur Stelsel diwarnai dengan cara cara memaksa/intimidasi, sehingga secara salah kaprah kita menyebutkan Cultuur Stelsel artinya Tanam Paksa.
C. Nama Pendiri Indische Partij
Apabila kita menyebutkan Tiga Serangkai sebagai pendiri Indische Partij, kita selalu menyebut nama :
1. dr Cipto Mangunkusumo
2. dr Setiabudi Danurdirja ( Douwes Dekker)
3. Ki Hajar Dewantara
Nama ketiga inilah yang harusnya kita perbaiki dalam pembelajaran sejarah. Yang benar salah satu pendiri Indische Partij adalah R.M. Suwardi Suryaningrat. Memang benar nama Ki Hajar Dewantara itu adalah nama lain dari R.M. Suwardi Suryaningrat, akan tetapi nama Ki Hajar Dewantara itu baru dikenal jauh setelah berdirinya Indische Partij. Bukankah Sejarah itu terikat oleh "Ruang dan Waktu?" Sama seperti kalau kita menyebut "Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said", bukan "Perlawanan Sultan Hamengku Buwono I dan KGPAA Mangkunegara", karena pada saat melawan Belanda beliau berdua belum mempunyai gelar tersebut. Baru setelah Perjanjian Giyanti Tahun 1755 Pangeran Mangkubumi bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono dan setelah Perjanjian Salatiga Tahun 1757 Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyawa bergelar KGPAA Mangkunegara.
D. Peringatan Hari Besar yang salah Makna
Yang mengusik hati saya adalah peringatan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, yang sekarang ini dimaknai sebagai bentuk pengorbanan dan kasih sayang antara Ibu dengan anak. Pada hari itu sggal erring kita melihat atau menyaksikan anak anak memberikan ucapan selamat Hari Ibu kepada Ibunya dengan memberikan bunga sebagai tanda kasih sayang. Padahal bukan itu maknanya. Tanggal 22 Desember 1928 di Jakarta diselenggarakan Kongres Wanita yang pertama kali oleh organisasi organisasi kewanitaan di Indonesia waktu itu dengan tujuan untuk ikut berpartisipasi dan membangkitkan semangat persatuan wanita dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda, bukan Kongres Wanita yang bertujuan untuk membahas kasih sayang ibu dengan anak.
Kalau menurut saya harusnya tanggal 22 Desember bukan diperingati sebagai Hari Ibu, tetapi sebagai "Hari Pemberdayaan Perempuan Indonesia" supaya peringatan PHBN tanggal 22 Desember tidak salah makna.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat............
A. Cara Menyebutkan Wilayah NKRI.
Pada saat membahas materi "Proklamasi Kemerdekaan dan Terbentuknya NKRI" didalamnya selalu ada materi tentang persyaratan terbentuknya sebuah negara, yaitu :
- mempunyai wilayah
- mempunyai penduduk
- mempunyai pemerintahan yang berdaulat
Jawaban salah yang selama ini selalu kita anggap benar. Padahal bukan itu jawabannya. Kalau benar wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, mengapa Sabah, Serawak, Brunei, Timor Leste bukan RI? padahal wilayah wilayah tersebut terletak diantara Sabang sampai Merauke.
Yang benar dalam pembelajaran sejarah kalau kita menyebutkan wilayah RI adalah Bekas Hindia Belanda bukan dari Sabang sampai Merauke. Jawaban tersebut sudah menjawab secara jelas wilayah RI. Sabah, Serawak, dan Brunei (yang wilayahnya berada di Pulau Kalimantan) bukan RI karena jajahan Inggris, Timor Leste bukan RI karena jajahan Portugis. Jawaban tersebut juga memperjelas mengapa Papua ( dulu Irian Jaya) dan NAD sah merupakan wilayah RI, karena kedua wilayah itu adalah bekas Hindia Belanda.
Itulah penyebab mengapa Yogyakarta Hadiningrat pada awal kemerdekaan tanggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI tidak dimasukkan dalam salah salah satu wilayah Propinsi RI, karena Yogyakarta tidak pernah dijajah oleh Belanda. Yogyakarta bergabung dengan RI secara sukarela dengan kebesaran hati Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan rakyat Yogyakarta sebagai wilayah RI dengan status Daerah Istimewa tanggal 5 September 1945.
B. Tanam Paksa
Materi berikutnya adalah materi Tanam Paksa yang diajarkan pada mata pelajaran IPS SMP kelas 8 semester 1. Banyak bapak ibu guru yang menerangkan bahwa "Cultuur Stelsel" yang diusulkan oleh Van Den Bosch itu artinya tanam paksa, padahal penjelasan tersebut salah. "Cultuur" dalam bahasa bahasa Belanda apabila diartikan adalah ' Cara/Budaya", sedangkan "Stelsel" berarti menanam. Sehingga apabila diartikan secara utuh Cultuur Stelsel berarti Cara/Budaya Menanam, bukan Tanam Paksa.
Mengapa akhirnya disebut Tanam Paksa? Sebutan tanam paksa tersebut disebabkan dalam pelaksanaan Cultuur Stelsel diwarnai dengan cara cara memaksa/intimidasi, sehingga secara salah kaprah kita menyebutkan Cultuur Stelsel artinya Tanam Paksa.
C. Nama Pendiri Indische Partij
Apabila kita menyebutkan Tiga Serangkai sebagai pendiri Indische Partij, kita selalu menyebut nama :
1. dr Cipto Mangunkusumo
2. dr Setiabudi Danurdirja ( Douwes Dekker)
3. Ki Hajar Dewantara
Nama ketiga inilah yang harusnya kita perbaiki dalam pembelajaran sejarah. Yang benar salah satu pendiri Indische Partij adalah R.M. Suwardi Suryaningrat. Memang benar nama Ki Hajar Dewantara itu adalah nama lain dari R.M. Suwardi Suryaningrat, akan tetapi nama Ki Hajar Dewantara itu baru dikenal jauh setelah berdirinya Indische Partij. Bukankah Sejarah itu terikat oleh "Ruang dan Waktu?" Sama seperti kalau kita menyebut "Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said", bukan "Perlawanan Sultan Hamengku Buwono I dan KGPAA Mangkunegara", karena pada saat melawan Belanda beliau berdua belum mempunyai gelar tersebut. Baru setelah Perjanjian Giyanti Tahun 1755 Pangeran Mangkubumi bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono dan setelah Perjanjian Salatiga Tahun 1757 Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyawa bergelar KGPAA Mangkunegara.
D. Peringatan Hari Besar yang salah Makna
Yang mengusik hati saya adalah peringatan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, yang sekarang ini dimaknai sebagai bentuk pengorbanan dan kasih sayang antara Ibu dengan anak. Pada hari itu sggal erring kita melihat atau menyaksikan anak anak memberikan ucapan selamat Hari Ibu kepada Ibunya dengan memberikan bunga sebagai tanda kasih sayang. Padahal bukan itu maknanya. Tanggal 22 Desember 1928 di Jakarta diselenggarakan Kongres Wanita yang pertama kali oleh organisasi organisasi kewanitaan di Indonesia waktu itu dengan tujuan untuk ikut berpartisipasi dan membangkitkan semangat persatuan wanita dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda, bukan Kongres Wanita yang bertujuan untuk membahas kasih sayang ibu dengan anak.
Kalau menurut saya harusnya tanggal 22 Desember bukan diperingati sebagai Hari Ibu, tetapi sebagai "Hari Pemberdayaan Perempuan Indonesia" supaya peringatan PHBN tanggal 22 Desember tidak salah makna.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat............
Masa Pra Aksara di Indonesia
A.
Pengertian Masa Pra Aksara
Pra
Aksara atau Pra Sejarah atau Nirleka ( nir : tidak ada, leka : tulisan ).
adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah
yang tertulis belum tersedia, dengan kata lain Masa Pra aksara berarti jaman
sebelum ditemuklan tertulis /jaman sebelum manusia mengenal
tulisan.Masa berakhirnya jaman pra aksara tidak sama di masing masing wilayah, misalnya di Mesir Kuno 3000 tahun sebelum masehi sudah ditemukan peninggalan tertulis berupa huruf hierogliph, sedangkan di Indonesia peninggalan tertulis tertua yang ditemukan adlah prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5 atau sekitar tahun 400 an Masehi.
Denagn tidak adanya peninggalan tertulis, maka sumber
untuk mengungkap keberadaannya berupa peninggalan – peninggalan antara lain
fosil, artefak.
- Fosil, merupakan sisa sisa makhluk hidup yang telah membatu karena tertimbun dalam tanah selama berjuta tahun. Fosil bisa berupa kerangka manusia, hewan ataupun tumbuh tumbuhan.
- Artefak, merupakan benda benda perlengkapan hidup manusia purba yang masih tersisa, seperti : dolmen, kjoken modinger, kapak perunggu, kapak batu dll
Kurun
waktu berlangsungnya sangat lama yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan
sampai mengenal tulisan. hal ini untuk mesing – masing bangsa tidak sama untuk
bangsa indonesia jaman pra aksara berakhir sekitar tahun 400 masehi atau abad
ke 5.
Pembabakan /
periodisasi masa pra aksara meliputi :
1. Berdasarkan ilmu Geologi meliputi :
1.
Jaman Arkeozoikum ( ±
2500 juta tahun yang lalu )
2.
Jaman Paleozoikum ( ±
340 juta tahun )
3.
Jaman Mesozoikum ( 251
– 65 juta tahun )
4.
Jaman Neozoikum ( 60
juta tahun )
2. Berdasarkan teknologi yang di hasilkan meliputi :
a.
Jaman Batu yang terbagi
menjadi :
1. Jaman Batu Tua ( paleolithikum )
2. Jaman Batu Madya ( Mesolithikum )
3. Jaman Batu Baru ( Neolithikum )
4. Jaman Batu Besar ( Megalithikum )
b. Jaman Logam yang terbagi menjadi :
1. Jaman Perunggu
2. Jaman Tembaga
3. Jaman Besi
B. Jenis – Jenis Manusia
Indonesia Yang Hidup Pada Masa Pra Aksara
1. Megantropus paleojavanicus
diketemukan didaerah sangiran solo oleh Von Konigswald tahun 1936.
diketemukan didaerah sangiran solo oleh Von Konigswald tahun 1936.
2. Pithekantropus
Mojokertensis
Ditemukan di daerah perning Mojokerto oleh Cokro Handoyo tahun 1936.
Ditemukan di daerah perning Mojokerto oleh Cokro Handoyo tahun 1936.
3. Pithekantropus Erectus
Ditemukan didaerah Trinil lembah Bengawan Solo Ngawi oleh Eugine Duboise tahu 1890.
Ditemukan didaerah Trinil lembah Bengawan Solo Ngawi oleh Eugine Duboise tahu 1890.
4. Homo Soloensis
ditemukan di lembah Bengawan Solo di Ngandong oleh Ter Haar dan Ir. Openoreth tahun 1931 – 1934.
ditemukan di lembah Bengawan Solo di Ngandong oleh Ter Haar dan Ir. Openoreth tahun 1931 – 1934.
5. Homo Wajakensis
Ditemukan di daerah Wajak Tulungagung oleh Van Reischoten tahun 1889.
Ditemukan di daerah Wajak Tulungagung oleh Van Reischoten tahun 1889.
Ciri – ciri Manusia Pra Aksara :
Meganthropus Palaeo Jaavanicus
|
Pithe Canthropus Erectus
|
Homo
|
-
Berbadan tegap
dengan tonjolan di belakang kepala
-
Bertulang pipi
tebal
-
Tidak berdagu
-
Gigi dan rahang
besar dan kuat
|
-
Tinggi tubuhnya
165 – 180 cm
-
Berbadan tegap
-
Hidung lebar
tidak berdagu
-
Volumea otak
antara 750 cc – 1300 cc
|
- Tinggi tubuh sekitar 130 – 210 cm
- Otot kenyal, gigi dan rahang sudah menyusut
- sudah merdagu
- Volume otak 1000 – 1300 cc
|
Catatan :
- di Indonesia ditemukan fosil manusia purba terbanyak di dunia ini dan fosil manusia purba tertua juga ditemukan di Indonesia yang ditemukan di sekitar lembah bengawan Solo kabupaten Sragen. Sragen telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai "World Heritage" atau Warisan Dunia.
- Indonesia merupakan surga bagi penelitian kehidupan manusia purba, karena fosil yang ditemukan di Indonesia paling banyak jenisnya.
C. Perkembangan corak kehidupan dan peralatan yang digunakan
manusia purba dibagi menjadi 4 tahap :
1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
corak kehidupan :
corak kehidupan :
·
Nomaden ( berpindah –
pindah )
·
Kebutuhan hidup
tergantung pada alam
Peralatan yang digunakan :
·
Kapak berimbas
·
Kapak penetak
·
Kapak genggam
2. Masa Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjutan
Corak kehidupan :
Corak kehidupan :
·
Bertempat tinggal di
gua – gua ( setengah menetap )
·
Sudah mengenal api
·
Sudah mengenal bertanam
sederhana
Peralataan yang digunakan :
·
Kapak berimbas
·
Kapak penetak
·
Kapak genggam
·
Peralatan serpih
·
Peralatan dari tulang
3. Masa bercocok tanam
Ø
Sudah mampu mengatur
dan memanfaatkan sumber daya alam
Ø
Sudah mampu
menghasilkan makanan sendiri
Ø
Sudah mulai hidup
menetapSudah mengenal sistem gotong royong
Peralatan yang digunakan :
Beliung : Kapak batu, mata anak panah, mata tombak,
gerabah
Beliung persegi > batu yang sudah dihaluskan pada sisi
- sisinya
4. Masa Perundagian
Corak kehidupan pada masa perundagian
Corak kehidupan pada masa perundagian
Ø
Manusia terbagi dalam
kelompok – kelompok yang memiliki ketrampilan
Ø
Manusia membangun
tempat pemujaan dari batu – batu besar.
Peralatan yang digunakan :
Ø
Kapak perunggu ( kapak
corong, kapak sepatu ), nekara, moko, peralatan upacara manik – manik dll.
D. Sistem Kepercayaan dan Peninggalan – Peninggalan
kebudayaan pada masa perundagian :
1.
Sistem kepercayaan a.l.
·
Anismisme
Yaitu kepercayaan kepada nenek moyang terhadap roh ( jiwa
) nenek moyang yaang telah meninggal dan masih berpengaruh terhadap kehidupan
di dunia.
·
Dinamisme
Yaitu paham kepercayaan terhadap benda – benda yang
dianggap memiliki kekuatan gaib
·
Totemisme
Yaitu paham kepercayaaan yang menganggap suci / memiliki
kekuatan supranatural roh binatang tertentu seperti harimau, sapi, ular, dan
kucing.
·
Shamamisme
Yaitu paham pemujaan terhadap pelaksana upacara ritual,
misal dukun / kepala suku
2. Bentuk bangunan masa perundagian
·
Menhir
Yaitu tiang batu sebagai tugu peringatan kepada arwah
nenek moyang
·
Dolmen
Yaitu meja batu tempat meletakkan sesaji
·
Peti kubur batu
Yaitu Lempengan batu besar berbentuk kotak persegi
panjang sebagai peti jenasah
·
Sarkofagus
Yaitu Bangunan batu besar berbentuk seperti mangkuk
sepasang sebagai peti jenasah
·
Patung nenek moyang
yaitu bangunan berbentuk arca bagian kepala sebagai
lambang nenek moyang
·
Punden berundah
Yaitu Susunan batu bertingkat menyerupai candi sebagai
upacara pemujaan
·
Waruga
yaitu Peti kubur batu berukuran kecil berbentuk kubus dan
memiliki tutup dari lempengan batu lebar
E. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Penduduk yang berasal dari daratan Asia terutama dari
Yunan atau lembah sungai Nekong ( cina ) dan lembah sungai Salwen ( India ) inilah
yang di sebut sebagai asal mula nenek moyang Bangsa Indonesia.
Nenek moyang bangsa Indonesia yang menetap di Nusantara disebut suku bangsa Melayu
Indonesia dari rumpun bagsa Indonesia, kemudian berdasarkan proses menetapnya
dibedakan menjadi dua yaitu bangsa melayu Tua ( proto melayu ) dan bangsa
melayu muda ( deutro melayu ).
Langganan:
Postingan (Atom)